By
@danimore_
Banyak perempuan merintis karirnya setelah lulus SMA atau setelah menyelesaikan kuliahnya. Kebanyakan dari mereka merintis karirnya sebagai model, penulis, psikolog atau seorang juru masak disebuah restaurant ternama.
Tapi bagaimana jika aku lebih memilih menjadi vocalist sebuah band rock?
Namaku Hayley Nichole Ray. Aku tinggal di Franklin, U.S bersama papaku, Joe Ray. Papa dan mamaku telah bercerai. Dan itu adalah hal yang sangat menyakitkan dalam hidupku.
Aku sangat suka bernyanyi, mendengarkan musik, terutama musik yang beraliran rock. Sebagian orang mungkin menganggapku aneh dan mamaku, Nichole salah-satunya. Ia sangat tidak suka pada musik rock dan ia sangat tidak setuju jika kelak aku menjadi seorang vocalist atau sejenisnya. Padahal, aku mempunyai suara yang cukup bagus. Tapi aku punya prinsip, jika aku mempunyai mimpi, tidak seorang pun yang mampu menghentikan langkahku untuk meraih mimpi tersebut.
Pada suatu malam aku bersama sahabat terbaikku sejak kecil, Josh Howard. Kami duduk berdua disebuah tenda dipinggir pantai.
“Apakah kau suka dengan malam ini, Hayley?”
“Yeah, ini salah satu malam terbaikku. Thanks, karena sudah mengajakku ke tempat ini, Josh.”
“Ya, sama – sama, Hayley.”
Josh berdiri dan berjalan menuju mobilnya. Aku kira ia akan meninggalkanku, ternyata ia mengambil gitarnya. Dan ia kembali duduk di sebelahku.
“Kau tahu, Hayley? Aku mempunyai mimpi.”
“Ya, aku tahu. Kau mempunyai mimpi menjadi gitaris paling handal di dunia. Hehehe.”
“Wah, darimana kau tahu, Hayley? Hahaha.”
“Kau sangat sering mengucapkan hal itu sewaktu kita masih kecil, Josh. Hahaha.”
Josh memainkan gitarnya untukku. Dan membuat suasana malam itu semakin harmonis. Dari caranya mengajakku ke tempat ini dan memainkan gitar untukku, aku dapat menilai, Josh adalah laki–laki yang romantis. Dan Josh semakin membuatku bahagia karena dia mengajakku untuk bergabung dengan band-nya yang baru ia bentuk tadi pagi.
“Jadi, bagaimana keputusanmu? Kau mau bergabungkan, Hayley?”
“Aku belum bisa memberi jawabannya sekarang, Josh. Siapa saja personilnya?”
“Teman-teman kita sewaktu SMA. Jeremy, Taylor, dan Zack.” “Apaaa?!? Aku akan menjadi satu-satunya personil perempuan di band iniii dan… Dan apakah mereka mau menerimaku, Jooosh???”
“Tidak apa-apa, Hayley. Tidak ada perbedaan di band ini, semua sama. Aku yakin kau pasti diterima. Kau seorang perempuan, kau pasti dihargai.”
“Oke, aku akan memikirkannya, Josh.”
“Aku akan menunggu jawabanmu, Hayley.”
“Yeah, ayo kita pulang, aku sudah sangat lelah.”
“Oke, aku akan mengantarmu pulang, Hayley.”
****
Keesokan harinya, aku terbangun dari tidurku yang panjang. Masih teringat malam yang indah yang aku nikmati bersama Josh semalam. Tapi tiba-tiba aku teringat oleh mama. Dia tidak pernah setuju jika aku menjadi seorang vocalist band rock. Aku sangat bingung, mama sangat melarangku. Tapi disisi lain, itulah mimpiku. Dan aku ingin bersama Josh.
Tiba-tiba papa masuk ke kamarku dan memberitahu jika mama telah datang dan ingin bertemu denganku. Dan aku berpikir, jika ini adalah waktu yang tepat untuk menmberitahu mama dan papa tentang penawaran Josh tadi malam.
Akhirnya saat-saat dimana aku harus berperang melawan rasa takut dimulai. Aku keluar dari kamar dengan deg-degan. Aku melihat mama dan papa sedang berbincang. Aku rasa mereka sedang bernostalgia. Dan pebincangan itu berhenti setelah mama melihatku.
“Hai, anakku yang cantik. Apa kabar?”
“Hai, ma. Hehehe. Pasti baik dong.”
Mereka duduk di sofa yang terdapat diruang tamu. Dengan posisi saling berhadapan. Jarak mereka dipisahkan sebuah meja.
“Mengapa kau tampak tegang, Hayley?”
“Enggak, ma. Aku cuma mau menyampaikan sesuatu.”
“Apa itu ?”
“Mmmh… Apa yah? Oh yah, aku sayang mama. Hehehe.”
“Sepertinya ada yang lain yang ingin kau sampaikan, Hayley?”
Aku langsung terdiam ketika mama menanyakan hal itu. Tapi aku harus berani mengatakannya. Aku tidak boleh menunda impianku. Dan aku mengatakannya.
“Ma, pa, kemarin… Kemarin Josh menawarkan sesuatu.”
“Apa itu, nak?” Tanya mereka serempak.
“Dia menawarkanku, untuk bergabung dengan band-nya.”
“Tolak itu, Hayley !”
“Kenapa, ma? Itu mimpiku!”
“Itu mimpimu, bukan mimpi mama. Mama menginginkan kamu menjadi anak perempuan yang normal, yang sewajarnya. Bukan menjadi…”
“Menjadi apa? penyanyi itu wajar kok, ma. Banyak perempuan diluar sana yang menjadi penyanyi.” “Mereka menjadi penyannyi solo, pop. Bukan rock, Hayley. Mama tidak mau kau jadi seperti itu.”
“Ini hidupku, ma! Ini pilihanku! Ini mimpiku! Mengertilah, ma. Sedikit saja.”
“Sudah! Cukup, jika kalian mempunyai mimpi, papa juga mempunyai mimpi.”
“Apa itu, pa? Papa bermimpi mempunyai istri baru?” tanyaku sambil melirik mama.
“Hahaha…Bukan, Hayley. Mimpi yang akan menjadi kenyataan."
“Jangan bilang jika kau mendukung keinginan anak kita, Joe.”
“Papa bermimpi, papa bisa melihat kamu bernyanyi diatas panggung yang megah dengan ribuan bahkan jutaan penonton. Dan papa akan berteriak kepada semua penonton, jika perempuan yang diatas panggung itu adalah anak papa.”
Suasana yang tegang tiba-tiba menjadi sangat hangat. Mereka semua terharu. Dan mereka tidak bisa menahan air mata.
Aku menghampiri papa dan aku memeluknya.
“Terimakasih, pa. Aku sayang papa.”
“Papa juga sayang kamu, Hayley. Kejar mimpimu, nak.”
“Pasti, pa. Itu pasti.”
Aku melihat mama, mama menangis dan aku memeluknya. Suasana seperti ini sangat jarang terjadi semenjak mereka bercerai.
“Ma, apakah kau mendukungku?”
“Nichole, ini keinginan anak kita. Anak kita satu-satunnya.”
“Aku tahu, Joe.”
“Ma, aku berjanji akan membuat mama bangga, aku tidak akan menjadi anak band yang nakal yang memakai narkoba atau yang lainnya. Aku berjanji.”
“Jika itu yang membuatmu bahagia, mama akan mendukungmu, tapi ingat dengan janjimu, nak.”
“Aku akan selalu mengingat dan aku tak akan mengingkari janji itu, ma. Terimakasih ma.”
“Ya, sama-sama, Hayley. Kejarlah mimpimu. Buat mama dan papa bangga.”
Papa dan mama mendukungku untuk bergabung dengan band. Meskipun awalnya berat, tapi mama bisa menerimanya.
Aku langsung menhubungi Josh dan memberitahu berita baik ini kepadanya dan teman-teman lainnya yang tergabung dalam band. Teman-teman senang mendengar berita ini dan itu memberi tanda jika mereka menerima kehadiranku dan membutuhkanku untuk menjadi seorang vocalist dalam band tersebut.
“Hai, Josh! Hahahahaha.”
“Hai, Hayley. Bagaimana keputusanmu? Mau bergabung?”
“Mmmmh, bagaimana yah?”
“Biar kutebak, kau menelponku dengan semangat. Dan itu adalah jawabannya, aku tahu kau akan bergabung, Hayley.”
“Yaaa! Mama dan papa setuju!”
“Thanks, Hayley. I love you.” Kata Josh sambil memutuskan teleponnya.
“Ha? Halo? Halo? Loha?”
Aku kesal dengan Josh, aku kira dia serius, ternyata cuma bercanda. Itulah Josh, dia pandai bercanda.
Mama dan papa menghampiriku dan langsung memelukku.
“Ada kabar yang lebih baik, Hayley.” “Apa itu, pa?”
“Papa dan mama sudah kembali seperti dulu.”
“Maksudnya, papa dan mama nyambung lagi?”
“Ya, Hayley. Hahaha.”
“Apa yang membuat kalian nyambung lagi?”
“Itu karena kamu, anak kami satu-satunya dan kekuatan cinta kita semua.”
Dan akhirnya keluarga kecil tersebut bersatu kembali, saling mengerti, saling memahami dan saling mencintai. Mereka percaya cinta adalah energi kehidupan karena itu cinta dapat mengatasi segala kesulitan yang mereka hadapi. Hayley telah meraih mimpinya dan membuat banyak orang bahagia. Dan tunggu apa lagi??? Kejar MIMPIMU!!!
Comments
(1)